Sunday, 16 October 2011
KeNal CiNta koRang
Hari ini rasanya nak berbicara
tentang CINTA...apa pandangan
kita tentang cinta. Selalu
diperkatakan tentang CINTA...tapi
apa yang kita faham tentang cinta.
"CINTA adalah satu perasaan yang
diberikan oleh ALLAH pada
sepasang manusia untuk saling….
(saling mencintai, saling memiliki,
saling memenuhi, saling pengertian
dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak
dapat dipaksa, cinta itu berlaku
apabila kedua belah pihak melakukan
” komitmen ” tersebut… Cinta tidak
dapat berjalan apabila mereka
mementingkan diri sendiri. Karena
dalam satu perhubungan, pasangan
kita pasti menginginkan suatu
perhatian lebih dan itu hanya bisa di
perolehi dari pengertian
pasangannya.
Walau begitu cinta bersifat relatif,
seperti halnya sebuah sungai yang
mengalir. Mencari lautan sebagai
pelabuhan terakhir.
CINTA, membuat kita bahagia,
duka ataupun buta. CINTA itu
penuh pengorbanan, kepahitan,
keindahan dan kehangatan. CINTA
adalah sebuah keinginan untuk
memberi tanpa harus meminta apa-
apa, namun CINTA akan menjadi
lebih indah jika keduanya saling
memberi dan menerima, sehingga
kehangatan, keselarasan dan
kebersamaan menjalani hidup dapat
tercapai. CINTA adalah kata yang
memiliki banyak makna, bergantung
bagaimana kita menempatkannya
dalam kehidupan. Itulah cinta antara
pasangan kekasih, cinta antara
manusia dengan manusia.
Bagaimana pula cinta menurut
AL QURAN:
8 Pengertian Cinta Menurut
Qur'an
"Menurut hadis Nabi, orang yang
sedang jatuh cinta cenderung selalu
mengingat dan menyebut orang
yang dicintainya (man ahabba
syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi,
orang juga bisa diperbudak oleh
cintanya (man ahabba syai'an fa
huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri
dari cinta sejati ada tiga :
(1) lebih suka berbicara dengan
yang dicintai dibanding dengan
yang lain,
(2) lebih suka berkumpul dengan
yang dicintai dibanding dengan
yang lain, dan
(3) lebih suka mengikuti
kemahuan yang dicintai
dibanding kemahuan orang lain/
diri sendiri.
Bagi orang yang telah jatuh
cinta kepada Allah SWT, maka ia
lebih suka berbicara dengan
Allah Swt, dengan membaca
firman Nya, lebih suka
bercengkerama dengan Allah
SWT dalam I`tikaf, dan lebih
suka mengikuti perintah Allah
SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Qur'an cinta memiliki 8
pengertian berikut ini
penjelasannya:
1. Cinta mawaddah adalah
jenis cinta mengebu-gebu,
membara dan "nggemesi". Orang
yang memiliki cinta jenis
mawaddah, mahunya selalu
berdua, enggan berpisah dan selalu
ingin memuaskan dahaga cintanya.
Ia ingin memonopoli cintanya, dan
hampir tak bisa berfikir lain.
2. Cinta rahmah Adalah
jenis cinta yang penuh kasih
sayang, lembut, siap berkorban,
dan siap melindungi. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih
memperhatikan orang yang
dicintainya dibanding terhadap diri
sendiri. Baginya yang penting adalah
kebahagiaan sang kekasih meskipun
untuk itu ia harus menderita. Ia
sangat memaklumi kekurangan
kekasihnya dan selalu memaafkan
kesalahan kekasihnya. Termasuk
dalam cinta rahmah adalah cinta
antara orang yang bertalian darah,
terutama cinta orang tua terhadap
anaknya, dan sebaliknya. Dari itu
maka dalam al Qur'an , kerabat
disebut al arham, dzawi al arham ,
yakni orang-orang yang memiliki
hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih
sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak
sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu
ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang
yang memiliki hubungan darah
dianjurkan untuk selalu ber
silaturrahim, atau silaturrahmi
artinya menyambung tali kasih
sayang. Suami isteri yang diikat oleh
cinta mawaddah dan rahmah
sekaligus biasanya saling setia lahir
batin-dunia akhirat.
3. Cinta mail Adalah jenis
cinta yang untuk sementara sangat
membara, sehingga menyedut
seluruh perhatian hingga hal-hal lain
cenderung kurang diperhatikan.
Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an
disebut dalam konteks orang
poligami dimana ketika sedang jatuh
cinta kepada yang muda (an tamilu
kulla al mail), cenderung
mengabaikan kepada yang lama.
4. Cinta syaghaf. Adalah
cinta yang sangat mendalam, alami,
orisinil dan memabukkan. Orang
yang diserang cinta jenis syaghaf
(qad syaghafaha hubba) bisa seperti
orang gila, lupa diri dan hampir-
hampir tak menyedari apa yang
dilakukan. Al Qur'an menggunakan
term syaghaf ketika mengkisahkan
bagaimana cintanya Zulaikha, istri
pembesar Mesir kepada bujangnya,
Yusuf.
5. Cinta ra'fah, Yaitu rasa
kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma
kebenaran, misalnya kasihan kepada
anak sehingga tidak tega
membangunkannya untuk solat,
membelanya meskipun salah. Al
Qur'an menyebut term ini ketika
mengingatkan agar janganlah cinta
ra`fah menyebabkan orang tidak
menegakkan hukum Allah, dalam
hal ini kasus hukuman bagi pezina
(Q/24:2).
6. Cinta shobwah, Yaitu
cinta buta, cinta yang mendorong
perilaku penyimpang tanpa sanggup
mengelak. Al Qur'an menyebut
term ni ketika mengkisahkan
bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar
dipisahkan dengan Zulaiha yang
setiap hari menggodanya (mohon
dimasukkan penjara saja), sebab jika
tidak, lama kelamaan Yusuf
tergelincir juga dalam perbuatan
bodoh, wa illa tashrif `anni
kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun
min al jahilin (Q/12:33)
7. Cinta syauq (rindu).
Term ini bukan dari al Qur'an tetapi
dari hadis yang menafsirkan al
Qur'an. Dalam surat al `Ankabut
ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa
rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Kalimat
kerinduan ini kemudian diungkapkan
dalam doa ma'tsur dari hadis
riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata
an nadzori ila wajhika wa as syauqa
ila liqa'ika, aku mohon dapat
merasakan nikmatnya memandang
wajah Mu dan nikmatnya kerinduan
untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi
dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa
Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu)
adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al
mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang
pecinta, hurqat al mahabbah wa il
tihab naruha fi qalb al muhibbi
8. Cinta kulfah. Yakni
perasaan cinta yang disertai
kesedaran mendidik kepada hal-hal
yang positif meskipun sulit, seperti
orang tua yang menyuruh anaknya
menyapu, membersihkan kamar
sendiri, meskipun ada pembantu.
Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika
menyatakan bahwa Allah tidak
membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kemampuannya, la
yukallifullah nafsan illa wus`aha
(Q/2:286)"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment